Rabu, 18 Juli 2012

Mimpi

Yak, setiap orang berhak untuk bermimpi, setiap individu yang lahir di dunia ini, profesi apapun, dari yang di bawah sampai paling atas sekalipun, pasti punya mimpi.
mimpiku simpel. entah kenapa tapi aku bangga sekali dengan nama Prabowo yang tersemat pada nama belakangku. Bukan karena sosok seorang Prabowo Subianto ya tentunya, tapi arti dari nama itu sendiri buat ku cukup besar dan mendalam. Sehingga, ya, mungkin aku sedikit banyak terobsesi dengan nama itu.
Rumah. Aku ingin membuat sebuah rumah yang nyaman dan asri untuk kedua orangtua ku menghabiskan masa tua mereka nanti. dengan pagar hijau di depan. pada bagian belakang terdapat taman dan kolam ikan. nuansa jawa kuno yang sangat kental disana. aroma kayu bakar setiap pagi hari. ahhh, indahnya berangan - angan. sehingga suatu saat aku datang dan membawa serta menantu dan cucunya, mereka akan sangat senang dan bangga, seperti apa yang ku rasakan sekarang.
lalu aku ingin membuat sebuah tempat, dimana semuanya serba swasembada. orang - orang yang tinggal disana bisa menyediakan bahan pangan sendiri, dan berhak untuk bermimpi, dan yang pasti punya cita - cita untuk masa depannya. ya, mungkin namanya penampungan, tapi aku lebih senang memanggilnya rumah tinggal 'prabowo the foundation'.
mimpi. semua berawal dari mimpi. dan semoga Tuhan mendengarkan doa ku ini ya. lalu kalo ditanya, obsesi pribadi ku apa? menguasai bisnis terbesar di Indonesia? tidak. cita - citaku ya dua butir yang tertulis di atas.
Aku akan berusaha untuk mewujudkannya, dengan segenap tenagaku. Karena aku bahagia, ketika melihat orang - orang disekitar ku tulus tersenyum. sudah lama aku tidak melihat ketulusan itu, entah kemana dia pergi. akan kucari lantas ku kunci dalam hati setiap orang.
Mimpi. Semua berawal dari mimpi, sobat!

Jumat, 26 Agustus 2011

semua itu pilihan


Saat anda membaca tulisan ini, maka percayalah bahwa cinta itu tidak ada artinya. Mengapa? Bahwa sebenarnya, setiap manusia itu telah ditentukan jalan hidupnya. Bahkan ketika baru terlahir di dunia, seorang bayi telah di persiapkan untuk menjadi sesosok pribadi, baik laki – laki atau perempuan, untuk menjadi belahan hati bagi pasangannya suatu hari nanti. Maka saat anda bertemu dengan pasangan idaman anda, janganlah dulu terburu – buru untuk segera menyematkan tanda “jodohku” pada diri wanita tersebut. Karena pada dasarnya, bila bersama dia bukan jalan hidup anda,  maka hal yang dinamakan menikah tidak akan terjadi diantara anda berdua.
TAKDIR. Saat orang berbicara takdir, maka orang yang mendengarnya segera menanggapi dengan sebelah mata, dan kemudian kalimat tanggapan yang terlontar dari mereka adalah, “hari gini masih percaya takdir?” atau “wake up dude! 2011 masih aja percaya yang kaya gitu..” atau apapun. Bahwa sebenarnya, dengan pikiran bahwa dia yang sekarang menjadi belahan hati anda, belum tentu esok hari masih tetap memberikan hati nya sepenuhnya pada anda. Kecenderungan seseorang adalah, mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka ketika datang pilihan yang lebih baik baginya, belum sempat anda menyatakan cinta, sosok idaman anda telah pindah ke lain hati.
REALITA. Terkadang ketika seseorang sedang dimabuk asmara, maka dunia di sekitarnya tidaklah penting. Yang terpenting adalah, apa yang sedang dilakukan atau dipikirkan oleh sosok idaman anda. Bagaimana keadaanya disana, bagaimana perasaannya kepada anda. Ya, itulah keadaan yang sering kali terjadi ketika pasangan sedang jatuh cinta. Tapi pernahkan terpikir, apa yang akan terjadi dalam kurun waktu satu tahun ke depan? Memang, jodoh di tangan Tuhan, tapi pernahkah anda berpikir, bahwa sebenarnya jodoh bagi anda, bahwa tidak sekedar dalam hal cinta, tapi lebih kepada kebahagiaan yang utuh, yang mampu menemani anda menghabiskan waktu di dunia, dan bahkan membantu anda untuk berbagi dengan sesama.
TEGAR. Ketika anda sedang berada di dalam situasi, dimana pasangan anda meninggalkan anda, maka lihatlah orang disekitar anda. Banyak yang mampu berdiri sendiri, tanpa harus ditemani pasangan. Jangan sesekali anda membangun hidup anda dengan bertumpu pada pasangan anda. Karena saat ia pergi, maka andapun sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. Mungkin anda tidak menginginkan hal tersebut terjadi, atau dengan kepercayaan yang setulusnya bahwa pasangan anda telah sepenuhnya meberikan hatinya untuk anda, maka saat itulah anda memasang bom waktu yang sewaktu – waktu bisa meledak dan menghancurkan hidup anda. Seperti menyusun deret domino, yang suatu saat, ketika salah satu papan terjatuh, maka semua akan terjatuh pula.
Pada dasarnya manusia adalah pribadi yang individualis, mampu melakukan segala sesuatu sendiri. Mampu bersosialisasi dengan orang – orang disekitar. Karena sebenarnya, anda sendiriliah yang berkata bahwa anda tidak mampu untuk tidak mempunyai seorang pendamping hidup. Anda sendiri yang meyakinkan pada kemampuan anda untuk mandiri, bahwa anda harus mempunya seorang yang dicinta.

Senin, 23 Mei 2011


Kisah ini dimulai ketika malam mulai menebar gelapnya.

Telinga ini tak henti – hentinya menangkap suara – suara yang muncul di sekitarku. Detak keyboard di depan, jangkrik yang saling bersautan diluar jendela, supir truk yang tak lelah memacu kendaraanya agar segera sampai di tempat tujuan, sebelum anak istrinya tak bisa makan enak karena gaji yang dipotong.
Aku membayangkan sebuah kehidupan yang lain. Kehidupan dimana aku tidak diberikan segala sesuatu yang aku peroleh sekarang ini. Pendidikan, teman – teman, hobi, bahkan sekedar ruang untuk beristirahat. Aku membayangkan sebagai anak yang terlahir di jalanan. Tanpa atap untuk tidur, tanpa nasi untuk dimakan, tanpa kawan untuk hanya sekedar bercengkrama sebelum aku kembali terlelap.
Kira – kira, apa yang akan aku lakukan jika aku menjadi anak jalanan? Tidur sepanjang hari? Giat mengamen? Atau apa yang sekiranya dapat aku lakukan untuk dapat menyambung hidup. Terkadang sejenak terpikir, lebih baik rasanya aku menjadi seorang gelandangan daripada hidup terkekang seperti ini. Namun segera pikiran itu dihapus, oleh sesosok bayangan yang menamai dirinya takut. Segera setelah ia menghapus angan ku untuk menjadi seorang gelandangan, ia menumpahkan sekarung kesenangan – kesenangan yang akan hilang bila aku menjadi seorang gelandangan. Sungguh ironis. Apakah mimpi seorang anak manusia, harus lah berupa hal – hal yang menyenangkan? Harus berupa kesuksesan menurut kebanyakan orang? Apakah arti kesuksesan menurut aku ini sama dengan yang terpikir oleh orang lain?
Siapakah sosok takut ini, yang membuatku berhenti berangan – angan ?
Puas dengan menebar rasa kehilangan, datanglah sang takut, membawa dua buah botol kepadaku. Botol pertama berisi kehidupanku yang sekarang aku jalani ini. Botol kedua berisi bayangan ketika aku menjadi seorang gelandangan. Dengan tipu muslihatnya, ia mampu untuk menjaga ku agar tetap berada di jalan ini, tanpa harus berusaha untuk menjadi seorang gelandangan.
Detik demi detik berlalu, dan aku tetap pada angan – angan ku jika aku menjadi seorang gelandangan. Aku berhasil menyingkirkan rasa takut, dan kemudian merasa amat bersemangat untuk menjadi seorang gelandangan.
Karena aku tidak tau, apa yang mereka rasakan ketika menjadi seorang gelandangan, maka aku membuat asumsi – asumsi sendiri, berdasarkan apa yang aku lihat dan aku baca.
Esok hari, aku akan bangun sebagai seorang gelandangan. Saat membuka mata, aku menyadari bahwa aku masih sampai dengan saat itu, tidak punya apa – apa. Tidak ada tempat untuk mandi, tidak ada ruang untuk makan, bahkan tidak ada sepotong roti di meja untuk sekedar mengisi perut yang mulai mendendangkan lagu keroncong era 90-an. Kulangkahkan kaki ku menuju persimpangan terdekat untuk segera mengamen atau sekedar melipat kakiku dalam celana jeans, untuk segera mengemis pada pengendara motor yang berhenti di depanku. Nah, kalau uangku sudah cukup, aku akan membeli sebatang rokok dan sekaleng lem aibon untuk kuhisap hari ini. Baru lah hasil sore nanti kupakai untuk makan, itupun kalau aku tidak bertemu dengan preman – preman jalanan, yang berlagak seperti penguasa jalanan. Itulah hari – hari ku bila aku menjadi seorang gelandangan.
Imajinasi ku terhenti sejenak, ketika ide – ide cerita hilang dari kepalaku. Kuambil sebatang rokok yang kubeli sore tadi di warung sebelah, dengan sebatang korek kayu kunyalakan dan seperti biasa kuhisap perlahan. Terdengar dari kamar sebelah, kawanku keluar kamar dan kemudian menguncinya, untuk bergegas pergi ke peraduan di malam hari, kedai kopi.
Bahagiakah seorang gelandangan dengan hidup yang dijalaninya? Apakah mereka iri melihat mobil – mobil mewah yang setiap saat melintas didepannya? Atau mereka hanya pasrah menjalani hidup untuk kemudian menanti ajal yang entah kapan menjemputnya?
Bandingkan seorang gelandangan dengan seorang eksekutif muda. Lagi – lagi aku harus membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang eksekutif muda, karena aku ini masih seorang mahasiswa tingkat 5 yang entah kapan mampu menyelesaikan pendidikanku.
Seorang eksekutif muda, pagi hari sarapan terhidang di meja, atau bahkan tak sempat sarapan karena nada pengingat di telepon genggam sudah memanggil untuk berangkat kerja. Berkemeja,tak lupa luaran jas, sebagai symbol orang yang harus dihormati di kantor.”hari ini aku akan menaklukan tender baru”, pikir ku. Pikiran segar, menemani ku berangkat ke kantor, dengan diantar oleh mobil mewah yang terparkir di halaman rumah ku. Tiga puluh menit kemudian, aku sudah mengoceh di dalam mobil, saat terjebak macet di jalan raya. Klakson segera kusuarakan, saat seorang gelandangan mencoba mendekati kaca depan mobilku untuk sekedar membersihkannya dengan kemoceng lusuh nan dekil. Aku harus menjaga mobilku tetap bersih! Apa kata karyawanku nanti kalau sampai mobilku terlihat berdebu.
Belum sempat aku masuk ke ruanganku, sekretaris mendatangiku dengan setelah berlari, memberikan kabar bahwa tender dibatalkan karena aku terlambat datang ke kantor. Ya, macet di jalanan membuat ku tiba di kantor pukul sembilan tiga puluh. Maka sisa hari itu, aku gunakan untuk menggerutu, sembari menghabiskan waktu di kantor, menunggu bel pulang kerja.
Rasanya menjadi seorang eksmud memang berat, tetapi menghasilkan. Lebih enak jadi gelandangan, tidak takut kehilangan ini dan itu, tidak perlu pusing untuk bermimpi punya itu atau ini. Rasanya jalan hidup manusia hanya dua, miskin atau kaya. Susah atau senang.
Aku tidak ingin menjadi keduanya. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa menikmati hari demi hari dalam kegembiraan, pun ketika aku dalam suasana sedih. Aku ingin setiap detik yang aku miliki, adalah anugrah yang aku terima. Bukan Cuma – Cuma, karena aku akan menggunakan setiap detik itu, untuk membantu orang – orang disekitar ku, agar mereka bisa tersenyum menjalani hidup. Agar kami bisa tersenyum bersama.
Apa yang akan kamu lakukan bila waktu hidupmu tinggal satu hari lagi? Jawabku, “aku akan membuat setiap detiknya begitu berharga.

Jumat, 20 Mei 2011

Tekad seorang Laki - Laki


Hari ini, tepat pukul 06:07 AM, aku berjanji untuk sekuat tenaga, untuk berusaha meninggalkan setiap jengkal kebiasaan negatif ku. Aku sadar akan usiaku yang tak lagi muda, yang tak cukup lagi bila hanya dihabiskan dengan kesenangan – kesenangan sementara yang semu. Aku mau berubah, karena aku ingin mengejar kebahagiaan yang sejati. Ya, kebahagiaan yang tidak dapat aku peroleh dengan cuma – cuma.

Senin, 14 Februari 2011

Aku, seorang pemikir. 
Setiap hal yang tertangkap oleh panca inderaku, pasti tidak luput dari otakku.